MENILIK BIENNALE JOGJA XIV 2017
Malam itu semarang sedang berhujan,
kipas angin dikamar berhenti geleng-geleng karenanya, sedangkan saya sendiri
sedang nyantai syahdu bareng live mp3, kopi dan story (bunder-bunder) di
instagram, terletak di bagian atas, isinya rekaman vidio pun juga foto aktivitas manusia tiap harinya, lalu sampailah
pada story instagram yang malam itu harus saya ulang-ulang karena sengaja, akun
instagram itu dimilik vokalis jathilan (FSTVLST) Mas Farid Stevy Asta, yang setiap
apapun yang beliau unggah selalu menarik saya untuk mampir dan bahkan
menyelaminya hingga ditenggelamkan waktu. Oleh instagram lewat mas Faridlah
saya jadi tau bahwa ternyata gelaran 2 tahun sekali Biennale Jogja XIV akan
diselenggarakan dan dibuka pada tanggal 2 November sampai 10 Desember 2017. Tanpa
panjang pikir kemudian saya mencari waktu yang padahal dia enggak hilang, yang aku
tau waktu selalu setia disisiku, dan
terlingkarilah tanggal 4 dan 5 november ini untuk aku dan dia menjenguk
Biennale. Dan berikut beberapa foto karya dan saya sendiri.
salah satu tulisan di karya Mas Farid Stevy Asta
Salah ke dua tulisan di karya Mas Farid
Biennale Jogja pertama kali diadakan pada tahun 1988, dan tahun ini adalah gelaran yang ke 14, menampilkan 39 karya dari seniman Indonesia dan Brazil, dan karya berjudul “Habis Gelap Terbitlah Curhat” milik Mas Farid
disepanjang lorong lantai 1 gedung JNM (Jogja Nasional Museum) adalah karya penyambut, berbagai tulisan promosi, buat skripsi, alat
bantu seks, obat perangsang hingga celotehan yang ada di medsos dan pinggir
jalan, semua ditulis ulang dengan font apik oleh Mas Farid. Seperti “Maaf ya
mamaku ga suka orang gondrong” dan “
Belum sarjana dirasani tonggo, sudah sarjana delum dapet kerja dirasani tonggo,
sudah dapet kerja dan kaya dirasani tonggo”. kata-kata dalam karya Mas Farid terasa nyiyir, lucu juga horor, seperti kalau ada mama dari orang
kesayangan sampai bilang seperti itu, mungkin bakal jadi pengantar mimpi buruk apik
jika terjadi. Namun begitulah hidup, dia selalu menyuguhkan berbagai
pilihan-pilihan yang diwakilkan
entah lewat apa dan siapa. Karena nyatanya ada juga rambut teman saya yang
tumbang oleh karena si Mama, Dan bisa/tidak juga pilihan itu datang kepadaku
nanti “hemm bahas opoo sih”.
karya Mas Roby Dwi Antono
Sore yang sama seperti kemarin saya sedikit kaget melihat karya Mas Roby Dwi Antono, karena
dalam gelaran biennale kali ini karyanya dapat dilihat dari berbagai sudut, karena biasanya
atau saya yang kurang update mas Roby
ini selalu menuangkan gagasanya pada kanvas maupun kertas (2Dimensi). Memadukan unsur lembut, cute dan sendu, karya-karya
Roby sarat akan kesan dramatik, melankolis, dan menimbulkan ironi dari unsur
yang bertentangan di dalamnya.pada gelaran biennale ada juga salah satu seniman yang setia di depan karyanya, adalah Mas Yudha Kusuma
Putera a.k.a Fehung, karya-karya beliau merupakan refleksi keseharian, yang
diungkap dalam media Fotografi, karena baginya foto lebih nyata, logis,
sekaligus memiliki misterinya sendiri. Dan sore itu beruntunglah saya dan teman-teman
dijadikanya objek karya beliau (sebenarnya sii emang kita yang mau). Alhasil
beginilah jadinya.
foto oleh : Mas Yudha Kusuma Putera
Setelah semua karya terkunjungi, kami dengan senang hati turun dari lantai 3 menuju 1
lalu keluar, eits tapi ngga jadi karena sesampainya di lantai satu kami dijebak
lagi oleh karya Mas Farid, yang mengakibatkan kenangan sore itu terekam dengan
foto-foto yang nanti bisa buat pamer tahun depan, dengan gaya maksimal kami
foto bersama, salah satunya dengan ian alam sukarso yang biasa dipanggil iponk, teman saya yang
baru saja menanggalkan rambut gondrongnya demi sebuah apapun yang baik-baik ( ta susul ning mbuh kapan, hihi),
semoga jangan nakal ya kalo ndak gondrong, makin gemesin kamu sekarang ponk. Luh
uluuuuh . . .
foto oleh : Tegar temen Iponk
foto oleh : Ian Alam Sukarso a.k.a Iponk
Akhir setelah apresiasi karya serta foto, kamipun memutuskan keluar dan meninggalkan Biennale,lalu makan dan melanjutkan perjalan menuju kontrakan Iponk untuk sebentar merebahkan tubuh yang ternyata
jika dirasa cukup lelah. kemudian setelah istirahat cukup, akhirnya putusan untuk kembali ke semarang tercetus
pukul 23.00 WIB, dan kita berdua langsung less dengan senang setelah berpamitan
kepada Iponk dan Teman kontrakan Seniningan yang telah menampung selama
dijogja, sampai jumpa kembali pada pertemuan selanjutnya dengan bersenangria dan seniningan.
.
Salam Rambut CENDEK!!
wah wah wah akkhirnya domain baru, tulisan baru, foto baru, sarjana baru, bentar lagi apa yang baru ya ?
ReplyDeletetahun baru mungkin kak, sebentar lagi, nih.
DeleteKok foto terakhir dicrop sih kak?
ReplyDeleteSoalnya pingin kak, jadi di crop.
Deletewahahaah nice shoot bro.. good luck and be success!
ReplyDeletethanks brada, sukses untuk kita semua.
Delete