“The Last Supper 2 : Ode to Leonardo Da Vinci” Karya Rudy Murdock
Sebagian
dari temen-temen mungkin sudah tidak asing
lagi jika mendengar karya dengan judul “The Last Supper atau Perjamuan
Kudus”, apalagi di kalangan teman-teman Seni Rupa, Adalah
karya Legendaris Leonardo Da vinci, yang menceritakan tentang perjamuan Yesus
bersama murid-muridnya sebelum dikhianati oleh Yudas, dibuat pada tahun 1495
sampai 1498 dengan ukuran 450 x 870 cm, yang bisa dibilang merupakan karya
terbesar dan kontroversial di abad Renaisans.
foto oleh Rudy Murdock
Seniman
asal semarang, Rudy murdock, mengangkat kembali serta memparodikan karya The
Last Supper dengan menggantikan tokoh-tokoh dalam lukisan asli dengan
tokoh-tokoh pahlawan superhero komik populer DC dan Marvel sebanyak 13 superhero. dari DC ada Batman, Aquaman, Hawkman, Wonder Woman, Superman, Supergirl,The Flah,
Green Lantern, dan Firestorm, sedangkan Marvel ada Hulk, Captain America, Iron Man,dan Spiderman yang dikemas
dengan duduk bersama di meja makan.
Karya Da Vinci
merupakan karya yang sakral, sehingga ketika ada yang mau meneliti saja harus
melawan jutaan rakyat Italia, banyak dari mereka yang tidak setuju. Karya
Rudy murdock adalah gambaran maskulintasnya dalam dunia seni rupa, terlihat
dalam penggambaran superhero yang memiliki badan kekar, serta wonder woman
dengan visual yang menggoda yang mungkin itu karena maskulinitas seorang Rudy Murdock
sehingga Wonder Woman terlihat seksi. Pahlawan itu sendiri sebenarnya paradoks, karena jika di hadapkan
di satu sisi dia akan terlihat sebagai seorang yang jahat, dan jika dihadapkan
disisi lain dia akan menjadi seorang yang baik. Menurut M. Rahman Athian
sebagai Kurator. Sedangkan menurut Adin selaku direktur Hysteria, Rudy Murdock
mampu memasukan kepribadianya dalam Karya Muralnya tersebut. Dia berusaha
memberi inspirasi bagi banyak orang khususnya masa depan seni visual dikota
semarang.
Saat diskusi Karya
Karya
Last Supper ini adalah sebuah balas dendam saya, 2 tahun lalu saya mengajukan
konsep ini ke salah satu hotel namun ditolak, ditolak bukan karena masalah estetis, tapi mereka
takut untuk di demo. Padahal dalam karya ini idenya sederhana sekali, saya
hanya ingin menggabungkan DC comic dan Marvel yang selalu berantem bergabung
dalam satu meja makan. Dengan landasan berdasar filosofi meja makan yang
sekarang mulai dilupakan. Penyelesaian masalah tidak harus diselesaikandengan
cara kekerasan, namun bisa juga dengan cara santai, ujar Rudy Murdock.
Foto bersama Mas Rudy Murdock
KnF dan Rudy Murdock
Spiderman dalam Karya ini adalah
superhero paling muda, masih bau kencur dan tidak tahu apa apa, sehingga
dibiarkan sendiri diangkringan dan makan nasi kucing. Sedangkan hidangan
perjamuan seniornya adalah mie ayam dengan mangkok legend ala 90an dan esteh.
Tak kalah menarik, Rudy juga menggangkat isu lokal dengan melukiskan icon Kota
Lama Semarang “Gereja Blenduk” yang terlihat dari jendela ruang berkumpul para
superhero.
Bagi teman-teman yang ingin
mengapresiasi dan berswafoto dengan karya dari mas Rudy Murdock, silakhan
mampir saja ke Semarang Contemporary Art Gallery, mural digarap pada dinding
yang dilapisi papan GRC (Glassfiber Reinforced Cement) dengan tebal 5
mm,sebanyak 34 papan GRC berukuran 244x122 cm dipasang di dinding dengan
panjang mencapai 15,6 meter, dan tinggi 4 meter, penggarapanya dimulai pada
pertengahan januari dan selesai pada 19 Maret 2018. dan bisa dibilang mas Rudy
satu-satunya seniman Semarang yang karyanya terpampang di Semarang Contemporary
Art Gallery setip hari, dengan pertimbangan media yang sudah jelas berkualitas
tinggi, juga karna karya ini berada di luar ruangan, prediksi harapanya karya
ini bisa dinikmati dan bertahan sampai 5 tahun kedepan.
KnF dan Rudy Murdock
Post a Comment